Ilustrasi Prostitusi Online (Sumber Foto Google Images)
DBS NEWS, SOPPENG – Kemajuan teknologi ibarat pisau bermata dua, di satu sisi teknologi memudahkan berbagai aktivitas manusia, namun di sisi lain teknologi juga dapat digunakan untuk berbagai hal negatif, termasuk berbuat kejahatan yang merugikan orang lain.
Semenjak smartphone semakin canggih, berbagai aplikasi pun bermunculan. Mulai dari aplikasi yang sekedar untuk berkomunikasi, sampai menyediakan jasa tertentu.
Namun beberapa aplikasi di smartphone juga kerap disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti kegiatan asusila atau sesuatu yang ilegal lainnya, tidak terkecuali di Kabupaten Soppeng.
Setidaknya, ada empat aplikasi yang masih sering disalahgunakan oleh sebagian oknum warga Soppeng untuk hal negatif. Apa saja? Berikut adalah daftar lengkapnya!
MiChat
MiChat awalnya diciptakan untuk memudahkan para pengguna dalam berkomunikasi dengan fitur yang lebih lengkap.
Sayangnya, aplikasi MiChat kini jadi identik dengan prostitusi karena sering digunakan untuk transaksi prostitusi online, tidak terkecuali di Kabupaten Soppeng.
Bisnis ilegal ini memanfaatkan teknologi berbasis lokasi yang merupakan salah satu fitur MiChat. Kegiatan ilegal seperti ini tentu saja sangat beresiko bagi para penggunanya.
Selain melanggar hukum, kegiatan ini juga rentan terhadap penipuan. Pengguna jasa ilegal di MiChat beresiko ditipu hingga berujung pemerasan.
Tantan
Tantan merupakan aplikasi pertemanan atau kencan yang menggunakan sistem swipe and match. Jika kedua pengguna saling menyukai, percakapan bisa dilakukan.
Di aplikasi ini, pengguna bisa membuat status di profil layaknya menggunakan aplikasi media sosial. Pengguna juga bisa melihat jumlah pengguna lain yang melakukan Like terhadap profilnya.
Di Indonesia, Tantan termasuk aplikasi kencan yang populer. Sayangnya, Tantan saat ini sering digunakan oleh penyedia jasa prostitusi untuk mencari pelanggan.
Tinder
Aplikasi lain yang kadang disalahgunakan untuk prostitusi online atau yang sering dikenal dengan istilah Open BO adalah Tinder.
Aplikasi kencan atau perkenalan ini memiliki fitur untuk mencocokkan pengguna (matching) dan mencari pengguna yang ada di sekitarnya.
Ketika menggunakan aplikasi Tinder, pengguna cukup menggeser atau mengusap ke kanan untuk menyukai pengguna lain dan otomatis mengirim permintaan pertemanan. Jika tidak tertarik dengan pengguna lain yang ditampilkan, pengguna bisa menggeser atau mengusap ke kiri.
Sayangnya, aplikasi ini sekarang ternyata tidak hanya digunakan untuk mencari jodoh. Sebagian orang menggunakan aplikasi Tinder untuk mencari penjaja layanan prostitusi.
Sebagai aplikasi perpesanan paling banyak digunakan di seluruh dunia, Whatsapp sering dijadikan media bagi para penipu online.
Para penipu ini menyebarkan link berbahaya lewat Whatsapp yang bertujuan untuk mencuri data dan membobol akun bank pengguna. Inilah kenapa Whatsapp seringkali dikritik karena masalah privasi.
Whatsapp belum memiliki fitur pengguna mana saja yang bisa mengirim pesan. Artinya, orang asing siapapun bisa langsung mengirim pesan tanpa harus ada persetujuan terlebih dahulu.
Komentar