45 Ribu Warga Soppeng Tinggal di Wilayah dengan Indeks Banjir Tinggi

Ket.foto : Ilustrasi korban banjir (Google Images)

DBS NEWS, SOPPENG – Jika sebelumnya kita telah mengulik mengenai Desa/Kelurahan yang masuk dalam kategori wilayah dengan tingkat ancaman bencana kekeringan tinggi.

Kali ini kita akan membahas mengenai desa/kelurahan yang masuk dalam kategori wilayah dengan indeks ancaman banjir tinggi.

Masih berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Soppeng, sebanyak 14 Desa/Kelurahan masuk dalam kategori tersebut.

Ke-14 Desa/Kelurahan ini yaitu, Pajalesang, Tinco, Kessing, Belo, Ganra, Lompulle, Maccile, Appanang, Kaca, Limpomajang, Manorang Salo, Panincong, Patampanua dan Tellulimpoe.

Jika berdasarkan jumlah penduduk menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng, total sebanyak 45 ribu warga Soppeng tinggal atau berdomisili di wilayah dengan indeks ancaman banjir tinggi ini.

Dengan rincian, 5.501 orang berdomisili di Pajalesang, 1.393 orang di Tinco, 2.112 orang di Kessing, 3.339 orang di Belo, 3.286 orang di Ganra,

Kemudian, 2.978 orang di Lompulle, 3.407 orang di Maccile, 4.877 orang di Appanang,  2.541 orang di Kaca, 2.508 orang di Limpomajang, 3.966 orang di Manorang Salo, 3.762 orang di Panincong, 2.067 orang di Patampanua, dan 3.272 orang di Tellulimpoe.

Masih dari data BPS Kabupaten Soppeng diketahui juga bahwa selama periode 2019-2023, total telah terjadi sekira 81 kasus banjir di wilayah Kabupaten Soppeng.

Kasus banjir terbanyak terjadi di tahun 2019 dengan jumlah 28 kasus, kemudian tahun 2020 dengan 26 kasus, tahun 2021 dengan 18 kasus, tahun 2022 dengan 4 kasus dan 2023 dengan 5 kasus.

Kecamatan Marioriawa, menjadi wilayah yang paling sering terdampak banjir dalam lima tahun terakhir dengan jumlah kejadian mencapai 18 kasus.

Selanjutnya, Kecamatan Lilirilau dengan 15 kasus banjir, Donri-Donri 13 kasus, Ganra 13 Kasus, Marioriwawo 7 Kasus, Citta 6 kasus, Liliriaja 3 kasus dan Lalabata 1 kasus. (id)

Komentar