Ironi Pertanian Soppeng, Jadi Penyumbang PDRB Sekaligus Kemiskinan Tertinggi

Ilustrasi

DBS NEWS, SOPPENG – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng mencatat, sektor pertanian memberikan kontribusi tertinggi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Soppeng dibandingkan sektor lain.

Sektor pertanian berkontribusi 30,35 persen atau Rp4,8 Triliun dari total Rp16 Triliun PDRB Kabupaten Soppeng atas dasar harga berlaku pada tahun 2024.

Tetapi pada waktu yang sama, berdasarkan sektor pekerjaan, pertanian justru menjadi salah satu penyumbang tertinggi angka kemiskinan di Kabupaten Soppeng, yaitu mencapai 25,07 persen.

Sebagai informasi, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Soppeng pada tahun 2024 tercatat sebesar 15,9 ribu jiwa dengan standar garis kemiskinan Rp411.958 per bulan.

Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Kabupaten Soppeng, Ariyadin Arif menilai, tidak ada hubungan antara PDRB dan kesejahteraan petani.

“Tidak paralel, ada faktor tersendiri yang mempengaruhi kesejahteraan petani, misalnya biaya hidup yang memang semakin tinggi,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).

Menurut Ariyadin, kemungkinan 25,07 persen penduduk miskin yang bekerja di sektor pertanian ini adalah para petani penggarap.

Petani penggarap adalah petani yang menggarap tanah milik petani lain dengan sistem bagi hasil.

“Kalau masih memakai harga lama maka kemungkinan memang kondisinya seperti itu,” ujar Ariyadin.

Namun dengan naiknya harga gabah dan turunnya harga pupuk bersubsidi, Ariyadin optimis kondisi kesejahteraan petani kedepannya bakal lebih baik.

“Kondisi sekarang ada penurunan harga pupuk bersubsidi, otomatis akan ada penurunan biaya operasional. Belum lagi dengan naiknya harga gabah, maka pasti kesejahteraan petani meningkat,” ucap Ariyadin.

Penulis : Idham

Komentar