DBS NEWS, NASIONAL – Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Lembaga Survei Independent (LSI) mengungkap bahwa, sebanyak 40 persen keluarga di Indonesia mengalami ketegangan akibat perbedaan pilihan capres.
Survei ini melibatkan 2 ribu responden dari berbagai kelompok usia dan latar belakang.
Dilansir dari Harian Haluan, Senin (8/1/2024), data LSI juga mengungkap bahwa 60 persen pertengkaran dalam keluarga terkait dengan isu-isu politik yang sangat sensitif.
Sumber konflik utama melibatkan pandangan tentang ekonomi, lingkungan, dan kebijakan sosial.
Tak hanya dalam ranah sosial, dampak perbedaan pilihan politik dalam keluarga juga terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
30 persen responden mengaku mengalami penurunan kualitas hubungan keluarga, termasuk menurunnya komunikasi dan kerja sama antar anggota keluarga.
Hasil survei ini mencerminkan kompleksitas dinamika sosial di masyarakat Indonesia yang semakin terpolarisasi.
Ahli psikologi, Dr.Siti Rahayu mengatakan bahwa perbedaan pilihan politik di dalam keluarga dapat menciptakan konflik yang lebih dalam daripada yang terlihat.
“Ini tidak hanya soal dukungan terhadap satu calon, tetapi juga mencerminkan perbedaan nilai dan keyakinan yang mendasar. Ketika anggota keluarga merasa nilai inti mereka terancam, itu bisa memicu reaksi emosional yang kuat,” ujarnya.
Sementara itu, guna menghadapi realitas tersebut, Prof.Maria Dewi, seorang ahli komunikasi interpersonal, menekankan pentingnya membangun komunikasi yang efektif.
“Penting untuk membuka ruang dialog tanpa menghakimi atau merendahkan pandangan satu sama lain. Komunikasi yang terbuka dan penuh pengertian dapat membantu mengatasi konflik dan memperkuat hubungan keluarga,” kata Prof Dewi.
Komentar