DBS NEWS, SOPPENG – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng mencatat angka melek huruf warga Kabupaten Soppeng yang berumur 15 tahun ke atas terus mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir.
Di tahun 2019, angka melek huruf warga Soppeng berada di nilai 91,1 Persen, lalu mengalami peningkatan di tahun 2020 dengan 92,1 Persen dan di tahun 2021 mencapai angka 93,31 persen.
Namun, Tingginya tingkat melek huruf di Kabupaten Soppeng ini ternyata tidak dibarengi dengan meningkatnya minat baca buku oleh warga.
Berkebalikan, minat baca buku warga Soppeng justru semakin menurun, itu jika melihat jumlah pengunjung perpustakaan Soppeng yang semakin menurun dalam tiga tahun terakhir.
Berdasarkan data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Soppeng yang dipublish oleh BPS Soppeng. Di tahun 2019, jumlah pengunjung perpustakaan Soppeng mencapai angka 7.209 orang dalam setahun.
Namun angka itu mengalami penurunan drastis di tahun 2020, di mana jumlah pengunjung perpustakaan Soppeng hanya menyentuh angka 2.730 orang.
Di tahun 2021, angka pengunjung bahkan semakin menurun hingga hanya berjumlah 2.330 orang.
Sementara itu dikutip dari Kompas, Pendiri Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia, Trini Hayati menilai salah satu solusi meningkatkan minat baca adalah dengan membuat pustaka bergerak yang mengakomodasi kebutuhan buku-buku.
Selain itu bisa juga mendirikan taman baca sehingga masyarakat bisa mengakses buku dengan mudah.
“Data UNESCO menunjukkan jika minat baca anak-anak di Indonesia rendah yaitu dari 10.000 anak hanya ada satu anak yang memiliki minat baca. Tapi bagi saya akses buku yang sulit sebagai kendala. Setiap ada gelar baca di taman-taman banyak kok anak-anak yang langsung datang buat baca. Minat ada tapi untuk mendapatkan akses buku susah jadi minat baca anak kurang,” kata Trini. (id)
Komentar