Soppeng di bawah Kepemimpinan Andi Wana

DBS NEWS, SOPPENG – Pengangkatan Haji Andi Wana sebagai Kepala Daerah pertama Kabupaten Soppeng tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor P.7/2/24 Tanggal 8 Februari 1957.

Pengangkatan Haji Andi Wana sebagai Kepala Daerah Soppeng tidak hanya diukur dari status darah kebangsawanannya semata. Pengangkatannya juga dilihat dari usaha yang telah dirintisnya selama ia menjabat sebagai datu.

Haji Andi Wana dianggap sangat berpengalaman dalam bidang pemerintahan sebagaimana dikutip dari Jurnal Penelitian karya Dodi Doigo Rahmada dan Patahuddin, berjudul Dinamika Pemerintahan Soppeng Pada Masa Afdeling Bone Hingga Masa Pemerintahan Andi Wana 1905-1960,

Peranan Andi Wana selaku Datu pertama yang menjadi kepala di daerah Soppeng cukup menunjukkan peranan yang sangat menonjol dan menyentuh banyak aspek.

Andi Wana dinilai sukses menjaga sistem perekonomian Soppeng di masa perkembangan daerah sehingga memiliki kas keuangan yang cukup.

Salah satu sumber pendapatan daerah Soppeng sejak zaman penjajahan adalah pajak hasil bumi yang dikenakan pada para penggarap tanah. Pajak-pajak inilah yang menunjang kegiatan perekonomian di daerah Soppeng.

Dari hasil pajak tersebut, daerah mendapatkan hasil lebih dari kebutuhannya. Apalagi pada masa setelah terbentuknya Soppeng sebagai daerah otonom, pemerintah daerah terus berusaha seluas-luasnya untuk membangun dan memaksimalkan potensi daerahnya.

Soppeng yang terkenal sebagai salah satu daerah lumbung padi di Sulawesi Selatan menjadi penanda bahwa dalam hal pangan Soppeng lebih dari cukup dalam melingkupi kebutuhan pasokan makanan rakyatnya.

Letak geografis yang menguntungkan juga menjadi faktor Soppeng sebagai daerah agraris yang mumpuni, hal ini yang dimaksimalkan oleh pemerintahan di Soppeng dalam pemungutan pajak guna menambah kas keuangan pemerintah untuk membangun Soppeng. Hasil-hasil perkebunan dan pertanian juga memberikan pemasukan yang lebih kepada pemerintah Soppeng.

Memasuki tahun 1959, Andi Wana memasuki masa pensiun dan diberhentikan dengan hormat dari jabatannya dan digantikan oleh Wedana Andi Mahmud.

Pada fase ini, dimulailah beberapa perubahan administrasi yang membuat kebijakan baru pasca berakhirnya masa jabatan Andi Wana, dimana secara administrasi setelah setahun berakhir masa jabatannya, ketujuh persekutuan adat diubah menjadi lima buah Kecamatan yang bersifat administrasi di
Soppeng.

Kecamatan Marioriwawo dengan ibu kota Takkalala, Kecamatan Lilirilau dengan ibu kota Cabbenge, Kecamatan Liliriaja dengan Ibu kota Cangadi, Kecamatan Lalabata dengan ibu kota Watan Soppeng dan Kecamatan Marioriawa dengan ibu kota Batu-Batu. Adapun Pattojo dan Citta dimasukkan pada Kecamatan Liliriaja.

Andi Wana meninggal pada tanggal 6 Oktober 1960, hasil dari jasa yang telah dibangunnya kini telah hidup dan tumbuh di hati masyarakat Soppeng

Untuk mengenang jasa-jasanya, nama Andi Wana telah diabadikan sebagai nama sebuah stadion di Laburawung, Kabupaten Soppeng.

Nama Andi Wana akan terus diingat sebagai seorang datu yang pernah memerintah di Kerajaan Soppeng, dan sebagai Kepala Daerah Soppeng yang pertama. Ia memerintah selama 19 tahun lamannya, sejak tahun 1941-1960.

Pengaruh Andi Wana dalam sejarah perjuangan maupun pembentukan daerah Soppeng masih menjadi sebuah pembelajaran bagi masyarakat terkhusus Kabupaten Soppeng hingga saat ini.

Komentar