Negara Termalas di Dunia Versi WHO

DBS NEWS, INTERNASIONAL – Survei World Health Organization (WHO) mengungkap peringkat negara-negara paling malas di dunia tahun 2022.

Indikator negara termalas ini mencakup beberapa hal, seperti malas bekerja, tidak mau ribet, suka tidur, hingga malas untuk memasak.

Survei yang diterbitkan oleh jurnal medis bergengsi Inggris, The Lancet, ini dilakukan selama tiga bulan lebih dengan cakupan hampir 200 negara.

Berikut adalah daftar tujuh negara termalas di dunia versi WHO yang disadur DBS News dari detik.com :

India

Meskipun ekonomi India sedang berkembang pesat, kondisi masyarakatnya ternyata belum berjalan baik sepenuhnya. Lingkaran setan kemiskinan dan kemalasan masih menyelimuti India.

Sebagai negara terpadat kedua di dunia, India menyumbang sekitar sepertiga dari penduduk dunia yang sangat miskin, sementara angka gizi buruk pada anak di sana mencapai 40%.

Di India sistem kasta telah sangat mengakar, dan berbagai masalah kemiskinan muncul silih berganti. Meski begitu, orang India masih belum berniat melakukan perubahan karena terlalu malas. Bahkan dalam pekerjaan yang serius, orang India suka menunda-nunda dan lalai.

Contoh, Varanasi, kota berukuran sedang di India, pernah memiliki keluarga yang ingin membangun rumah baru, dengan dua lantai, masing-masing dengan luas total sekitar 220 m2. Sebuah tim konstruksi yang terdiri dari 20 orang, bahkan harus butuh waktu lima bulan untuk membangun rumah itu.

Inggris

Meski memiliki populasi kecil dan berekonomi maju. Namun tingkat kemalasan orang Inggris ternyata lebih tinggi daripada orang India.

Orang Inggris terkenal malas di tempat kerja. Di Inggris, banyak supermarket besar yang tutup setelah jam 5 sore. Jika ingin membeli sesuatu untuk dimakan di malam hari, kamu hanya dapat menemukan mesin penjual otomatis saja.

Menariknya, orang Inggris justru begitu bersusah payah untuk bisa menjadi malas. Contoh kasus, ada seorang ayah yang sedang menyusui anaknya dengan botol, menggunakan kereta dorong alias stroller di Birmingham. Namun, Ia merasa terlalu lelah untuk mendorong kereta dorong itu.

Alhasil, dia langsung menciptakan kereta dorong otomatis. Dia berdiri di atas pedal belakang dan menyalakan kereta dorongnya dengan listrik.

Singapura

Menjadi negara maju dengan perekonomian yang berkembang pesat ternyata menjadi ‘pisau bermata dua’ bagi negara Singapura.

Kemajuan ekonomi ternyata memberi kesempatan bagi warganya untuk bermalas-malasan, bahkan penduduk asli Singapura hampir tidak pernah memasak.

Singapura memiliki total populasi 6 juta, namun hampir 1 juta warga Singapura tidak memiliki gas alam di rumah mereka, dan lebih dari 50% warga Singapura lebih memilih membeli makanan.

Ada alasan dibalik malasnya warga Singapura untuk memasak, salah satunya adalah fondasi pertanian Singapura sendiri sangat lemah, dan banyak makanan diimpor.

Selain makan, orang Singapura juga suka tidur. Di kereta bawah tanah di sana, orang-orang yang tidur telentang dapat dilihat di mana-mana.

Oleh karena itu, sekitar 30% pekerja kantoran di Singapura mengambil cuti seminggu atau lebih setiap tahun untuk melengkapi tidur mereka. Pada akhir pekan biasa, 48% warga Singapura memilih untuk tidur di rumah.

Filipina

Malas sudah menjadi tradisi nasional orang Filipina. Alasan mengapa kemalasan dikatakan sebagai tradisi nasional adalah karena mereka malas berkembang dari atas ke bawah.

Hal ini bisa dilihat dari politik Filipina yang cukup banyak copy-paste dari Amerika, baik itu pihak kongres, hingga partai politik.

Selain itu, walaupun terletak di daerah tropis dan kaya akan sumber daya alam. Tapi, negara kaya seperti itu masih harus bergantung pada beras impor, untuk mengatasi masalah pangannya.

Amerika Serikat (AS)

Orang Amerika malas dalam semua aspek, bahkan mereka bisa melakukan banyak hal yang belum pernah dibayangkan sebelumnya untuk menjadi malas.

Di supermarket besar di AS, akan ada banyak rak yang menjual produk khusus maupun produk setengah jadi. Misalnya, sudah ada telur goreng, bumbu dan bahan siap saji, lauk siap masak, dan aneka bento box.

Menurut US National Health Service, hampir 40% orang AS harus makan satu makanan cepat saji sehari, dan 37% remaja AS juga makan satu makanan cepat saji sehari.

Makanan cepat saji ini termasuk hamburger, kentang goreng, hot dog, chicken nugget, dan masih banyak lagi.

Brazil

Pada 2013, Kementerian Tenaga Kerja Brazil menuduh Grup Samsung asal Korea Selatan “menganiaya karyawan” di pabrik-pabrik di Brazil.

Akibat masalah tentang seperti jam kerja yang panjang, lebih banyak lembur, dan tidak diizinkan duduk untuk bekerja.

Meski gajinya bagus, karyawan Brazil tetap tidak bisa menerimanya, sumber konflik ini adalah melihat bahwa pekerja Brazil dan perusahaan Korea memiliki filosofi kerja yang berbeda.

Orang Brazil suka bermalas-malasan, dan tingkat partisipasi tenaga kerja hanya sekitar 61%, jauh lebih rendah jika dibandingkan orang Korea Selatan.

Kuwait

Kuwait adalah negara kecil yang terletak di bagian Timur Laut Semenanjung Arab, dengan jumlah penduduk hanya 6 juta jiwa. Kuwait memiliki tambang, dengan 101 miliar barel cadangan minyak, hingga 1,78 triliun meter kubik cadangan gas alam.

Di Kuwait, uang tidak dapat dibelanjakan, dan banyak orang Kuwait bisa hidup bahagia hanya dengan hibah pemerintah dari kekayaan negara tersebut.

Orang Kuwait malas karena tidak ada tekanan dalam hidup, sehingga ritme seluruh negara sangat lambat.

Lingkungan hidup yang sangat nyaman juga, membuat obesitas menjadi masalah utama dalam masyarakat Kuwait. Hampir 40% orang Kuwait mengalami obesitas dengan tingkat yang berbeda-beda.

Meskipun orang Kuwait malas dalam hidup, mereka sangat rajin dan sukses dalam pekerjaan dan perkembangan.






Komentar