Ketua LSM Pelita Keadilan, Nur Alam Abra
DBS NEWS, SOPPENG – Belum difungsikannya sarana wisata desa di Pangempange Dusun Awo, Desa Umpungeng, karena terkendala kurangnya debit air di sumber mata air menjadi sorotan.
Ketua LSM Pelita Keadilan, Nur Alam Abra menilai hal tersebut harusnya tidak menjadi kendala jika perencanaan awal sudah dilakukan dengan baik.
Kasus kurangnya debit air harusnya sudah bisa diprediksi bahkan saat masih perencanaan atau pendesainan awal.
“Ada kekeliruan, harusnya diperencanaan awal dipertimbangkan memang, bagaimana kalau debit air kurang, pastikan itu semua harus dimasukan diperencanaan, agar selesai pekerjaan bisa langsung difungsikan,” ujar Nur Alam Abra, Kamis (8/2/2024).
Lebih lanjut, Nur Alam berharap, pihak Kementerian Desa dan BPK yang akan melakukan pemeriksaan pada proyek pembangunan ini nantinya bisa melakukannya secara transparan.
Menurutnya, pembangunan sebuah proyek harus jelas asas manfaatnya bagi masyarakat dan tidak hanya sekedar untuk menghabiskan anggaran.
“Hasil monitoring atau pemeriksaan harus transparan, kerena ini harus jelas asas manfaat bangunan itu, jangan sampai hanya menghabiskan anggaran,” ujar Nur Alam.
Diberitakan sebelumnya, proyek pembangunan sarana wisata desa di Pangempange Dusun Awo, Desa Umpungeng menjadi sorotan.
Pasalnya, setelah rampung pada tahun 2023 lalu, sarana wisata berupa kolam renang dan toilet tersebut ternyata belum bisa difungsikan.
Kondisi kolam renang belum terisi air bahkan beberapa bagian kolam terlihat baru saja mendapat perbaikan. Padahal proyek ini sendiri kabarnya menghabiskan dana APBN tahun 2023 mencapai Rp400 juta.
Kepala Desa Umpungeng, Salahuddin yang dikonfirmasi terkait hal ini menyebut, bahwa kendala utama yang dihadapi saat ini adalah masalah kurangnya debit air di sumber mata air.
Hal itu ditengarai akibat kondisi kemarau yang sempat terjadi di wilayah tersebut.
“Setelah kemarau, sumber air menjadi agak surut, hal ini menjadi kendala saat kami ingin mengisi kolam renang tersebut dengan air,” ujar Salahuddin, Selasa (6/2/2024).
Namun menurut Salahuddin, saat ini pihaknya tengah berupaya untuk segera mengisi kolam tersebut dengan air sehingga bisa digunakan.
Salah satu caranya, dengan memanfaatkan sumber mata air lain yang ada di permukiman warga.
“Sudah ada langkah, kita sudah ada beberapa sumber air di warga untuk diisi dulu ini kolam untuk diperbantukan sebagai sumber air utama,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Salahuddin menyebut bahwa proyek pembangunan sarana wisata desa ini bakal menjalani pemeriksaan oleh Kementerian Desa (Kemendes).
“Terkait pemeriksaan, desa penerima bantuan sarpras P.O.W 2023 dijadwalkan oleh kementerian desa PDTT Untuk pelaksanaan monitoring dan pemeriksaan progres kegiatan pembangunan fisik tahap kedua (100%) oleh BPK,” kata Salahuddin. (id)
Komentar