Pertumbuhan Ekonomi Soppeng Hanya Urutan ke-19 di Sulsel

Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak

DBS NEWS, SOPPENG – Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng di tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 3,33 persen.

Sayangnya, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tersebut ternyata hanya menempati urutan ke-19 dibanding dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Sulawesi Selatan.

Hal ini berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng yang dipublish 2 September 2024.

Dalam publikasi tersebut, diketahui bahwa daerah dengan pertumbuhan ekonomi terbesar dan menduduki peringkat pertama di Sulsel adalah Kabupaten Luwu Timur.

Luwu Timur total memiliki nilai pertumbuhan ekonomi mencapai 9,66 persen. Kemudian disusul Gowa dengan nilai pertumbuhan sebesar 5,82 persen, lalu Sinjai 5,71 persen, Luwu 5,64 persen dan Bantaeng 5,56 persen.

Sementara itu, daerah dengan pertumbuhan ekonomi terendah di Sulsel ditempati oleh Kabupaten Wajo dengan nilai pertumbuhan hanya 1,43 persen.

Terkhusus untuk Kabupaten Soppeng, jika mengacu dari pertumbuhan ekonomi dari sektor lapangan usaha, terdapat pertumbuhan positif pada 11 kategori lapangan usaha, sementara 6 lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi.

Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar 13,45 persen, disusul Industri Pengolahan sebesar 11,19 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 9,62 persen, kemudian Penyedia Akomodasi dan Makan Minum sebesar 9,26 persen, serta Kontruksi sebesar 6,35 persen.

Sementara itu, lapangan usaha yang mengalami kontraksi terdalam terjadi pada Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar -3,02 persen, disusul Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar -2,76 persen, serta Pertambangan dan Penggalian sebesar -0,47 persen.

Menurut BPS, tahun 2023 merupakan tahun yang cukup berat karena faktor cuaca yang ekstrem sangat memengaruhi Sektor Pertanian di Kabupaten Soppeng.

Hantaman El Nino yang berkepanjangan membuat sejumlah produksi pertanian mengalami penurunan produksi, seperti komoditi tanaman pangan hingga produksi perikanan yang anjlok akibat faktor cuaca tersebut. (id)

Komentar